Bahaya Gorengan Dan Kertas Pembungkusnya




Panganan gorengan menjadi jajanan favorit banyak orang. Rasa gurih dan garing berpadu apik di lidah dan menjadi candu tersendiri. Gorengan dibungkus kertas bekas ataupun kantong plastik berwarna, maka efek buruk kesehatan yang ditimbulkan bisa berlipat ganda.

Para pencinta gorengan, waspadai gorengan berwarna gelap dan bertekstur lebih keras dari kondisi normal. Kemungkinan gorengan tersebut merupakan sisa dagangan yang tidak habis terjual pada hari sebelumnya kemudian digoreng ulang oleh penjual.

Cerita kecurangan belum selesai. Sebab tak sedikit penganan gorengan yang diolah dengan minyak goreng yang telah dipakai berulang kali alias minyak jelantah. Kita tentu tak menutup mata dengan penjual yang hanya berorientasi pada keuntungan, tanpa memikirkan dampak yang harus ditanggung pembeli akibat mengonsumsi penganan tidak layak.

Bahaya minyak jelantah

Kualitas minyak jelantah sangat menurun dari minyak goreng baru. Minyak jelantah mengeluarkan kandungan polimer yang dapat terserap dalam pangan berupa asam lemak trans.

Dan dalam minyak jelantah, terdapat zat radikal bebas, seperti peroksida dan epioksida yang bersifat mutagen dan karsinogen sehingga berisiko terhadap kesehatan manusia. Misalnya saja, hasil peroksida pada minyak jelantah mengakibatkan pemanasan suhu tinggi hingga gangguan kesehatan, terutama yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol.

Bahaya kertas bekas pembungkus pangan

Kertas bekas seperti koran, majalah, atau kertas yang sudah tercampur tinta sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena di dalam tinta terdapat timbal yang bersifat racun.

“Bila terkena panas atau minyak dari gorengan, tinta dapat larut dalam makanan,” ungkap Kepala BPOM Palembang M Ali Bata Harahap.

Bahaya akut jangka pendek

Gorengan yang telah terpapar timbal bisa dimakan menyebabkan rasa terbakar pada mulut dan kerongkongan, pengeluaran air liur berlebihan, sakit perut disertai rasa mulas yang hebat, muntah, diare dengan tinja berwarna hitam, berdarah, susah buang air besar, merasa kelelahan, gangguan tidur, gelisah, lekas marah, gangguan ginjal, gangguan otak dengan penglihatan, kesemutan, kejang hingga kelumpuhan.

“Kematian dapat terjadi akibat kegagalan jantung,” katanya.

Bahaya kronis jangka panjang

Bila tertelan, paparan timbal yang dikonsumsi berulang dalam jangka lama meski dalam jumlah sedikit, menyebabkan akumulasi dalam jaringan tubuh, yaitu pada tulang, gigi, hingga otak dan dapat menimbulkan efek pada ginjal, hati, darah, saraf, alat reproduksi, dan endokrin dari sistem kekebalan.

“Tahap awal dari keracuanan timbal ditunjukkan dengan kehilangan nafsu makan dan kehilangan berat badan,” tuturnya.(okezone.com) www.suaramedia.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BAHAYA KRUPUK



Kandungan zat yang terdapat pada kerupuk kulit sapi

Pada dasarnya kulit sapi yang diolah untuk di jadikan kerupuk kulit mengandung zat yang bermanfaat bagi tubuh. Namun ketika kerupuk kulit tersebut di buat dari limbah kulit bahan dasar pembuatan sepatu atau tas maupun jiket maka kandungan zat tersebut akan berkurang bahkan habis pada saat pengolahan kulit berlangsung. Adapun zat yang terkandung dalam kerupuk kulit sapi yang tidak berbahan baku limbah kulit bekas pembuatan sepatu atau tas maupun jiket adalah sebagai berikut :

a. Protein

Berdasarkan penelitian pada kerupuk kulit yang telah lama beredar dan di perdangangkan oleh masyarakat di peroleh kandungan protein pada kerupuk kulit sebesar 82,91%, sebab kerupuk kulit adalah produk hewani tanpa campuran sehingga kadar proteinnya tinggi .

b. Lemak

Kandungan lemak kerupuk mentah umumnya rendah, namun kerupuk mentah tidak umum di makan langsung melainkan harus digoreng terlebih dahulu baru layak di konsumsi . Setelah di goreng, kandungan lemak meningkat menjadi 20-30 kali lipat tergantung pada bahan yang di gunakan dalam pembuatan kerupuk tersebut dan cara menggoreng (ditiriskan atau tidak); dengan demikian kerupuk goreng dapat merupakan sumber konsumsi minyak dari hidangan secara tidak sengaja sehingga menguntungkan bagi individu yang membutuhkannya, namun merugikan bagi individu yang harus membatasi konsumsi minyak . Setelah di goreng, kandungan lemak meningkat menjadi 20-30 kali lipat tergantung pada bahan dasar pembuatan kerupuk tersebut dan cara menggoreng kerupuk tersebut (ditiriskan atau tidak); dengan demikian kerupuk goreng dapat merupakan sumber konsumsi minyak yang secara tidak sengaja menguntungkan bagi individu yang memebutuhkan konsumsi lemak(minyak) tinggi, namun merugikan bagi individu yang harus membatasi konsumsi lemak(minyak). Kadar lemak yang terkandung pada kerupuk kulit mentah sebesar 3,84% per 100 g.

c. Mineral

Kadar mineral yang terkandung dalam kerupuk kulit hanya sebesar 0,04% . Mineral ini umumnya terdiri dari kalsium, fosfor, besi dan mineral lainnya yang berasal dari bahan dasar kerupuk tersebut .

d. Natrium glutamat ( MSG atau NaG bebas)

Natrium glutamat (MSG atau NaG bebas) yang terkandung pada kerupuk kulit sebesar 0,8 g – 5,3 g per 100 g kerupuk kulit dengan rata-rata 3,05 g per 100 g.

Kelompok glutamat sebagai garam kalsium, kalium dan natrium merupakan kelompok bahan tambahan makanan (BTM) yang berfungsi sebagai penguat rasa atau meningkatkan rasa enak dalam pembuatan makanan olah khususnya kerupuk. Menurut beberapa artikel, penggunaan glutamat sebagai mono-natrium glutamat (MSG) berkisar antara 0,3– 0,5 g per 100 g(7,8), sedang menurut Permenkes, jumlah penggunaan dinyatakan sebagai “secukupnya” saja. Jumlah yang didapatkan pada penelitian sederhana ditemukan penggunaan MSG rata-rata 7,5 kali lebih besar. Glutamat tidak toksik namun ada kelompok tertentu yang sangat peka terhadap garam ini. Kepekaan ini mungkin terjadi karena MSG adalah neurotransmitter yang bila dikonsumsi dikonversi menjadi suatu zat yang menghantarkan stimulasi dan satu sel saraf ke sel saraf lain sehingga mengakibatkan timbulnya Chinese restau- rant syndrome (CRS). Karakteristik CRS adalah simtom temporer berupa perasaan kaku bagian tengkuk menyebar ke bagian tangan, punggung, merasa lemas, denyut jantung lebih cepat, pusing, muka memerah, sesak nafas dan perasaan tidak enak; selanjutnya karena MSG adalah kelompok garam, efek- nya hampir sama dengan garam dapur yang jika dikonsumsi banyak akan meninggikan tekanan darah(9-12). Karena adanya kelompok masyarakat yang peka terhadap MSG, sangat di- sayangkan penggunaan MSG yang besar di dalam kerupuk yang dipenksa. Sebenarnya, penambahan terlalu banyak ke dalam pembuatan kerupuk tidak perlu karena dan segi kesehatan jumlah besar tidak akan menambah rasa enak malah membuat mual atau salah satu akibat tersebut di atas, dan dari segi ekonomi harga produk akhir malah bertambah mahal.

e. Zat pewarna

Kerupuk kulit pada dasarnya tidak mengandung zat pewarna, baik pada waktu pengolahan pembuatannya .

Selain beberapa zat-zat tersebut diatas, di dalam kerupuk kulit khususnya kerupuk yang terbuat dari limbah kulit juga terkandung berbagai jenis zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan. Hal ini disebabkan karena kulit yang akan dijadikan sepatu, tas, maupun jaket berarti telah melalui proses kimiawi seperti pengerasan, pewarnaan, dan lainnya sehingga tidak lagi layak dikonsumsi manusia. Kulit yang telah disamak antara lain mengandung timbal, krom dan arsenik yang bila dikonsumsi manusia bisa menyebabkan efek lebih lanjut seperti kanker.


http://epidcommunity.multiply.com/journal/item/8
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fenomena Makanan Siap Saji dan Dampaknya

REFLEKSI !!


Fenomena Makanan Siap Saji dan Dampaknya terhadap Kesehatan Konsumen

Kemajuan ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang, termasuk dalam bidang pangan, kemajuan teknologi ini membawa dampak positif maupun negatif. Dampak positif teknologi tersebut mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas pangan, juga meningkatkan diversivikasi, hygiene, sanitasi, praktis dan lebih ekonomis. Dampak negatif kemajuan teknologi tersebut ternyata cukup besar bagi kesehatan konsumen dengan adanya penggunaan zat aditif yang berbahaya.

Pola kehidupan masa kini dicirikan dengan tingginya biaya hidup, emansipasi atau karena alasan lain menyebabkan wanita bekerja diluar rumah. Data statistik tahun 2002 menunjukkan bahwa wanita yang bekerja pada angkatan kerja berjumlah 33,06 juta atau 44,23% dari jumlah total usia wanita antara 15-60 tahun (BPS, 2002). Wanita sebagai ibu rumah tangga dan sebagian lain berprofesi bekerja di luar rumah, karena keterbatasan waktu dan kesibukan, serta sulitnya mencari pramuwisma menyebabkan makanan siap saji menjadi menu utama sehari-hari di rumah.

Ritme kehidupan yang menuntut segala sesuatu serba cepat, waktu terbatas, anak harus pergi sekolah sementara ibu dan bapak harus segera berangkat kerja, sebagai jalan pintas untuk sarapan disediakanlah makanan siap saji yang memakan waktu penyiapan 3 sampai 5 menit. Siang hari pulang sekolah ibu dan bapak masih bekerja dikantor, anak-anak kembali menikmati makanan siap saji ini. Selain mudah disajikan makanan ini umumnya mempunyai cita rasa yang gurih dan umumnya disukai, terutama oleh anak-anak usia sekolah.

Masalah lain yang jadi fenomena dimasyarakat adalah tersedianya berbagai jajanan yang dikemas dapat dipastikan “kaya” zat aditif. Tercatat 13 jenis snack mengandung bahan aditif dalam kandungan yang cukup tinggi (Republika, 2003). Pertanyaan yang muncul adalah sejauh manakah bahan-bahan aditif tersebut terkonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh, bagaimana dampaknya bagi kesehatan? Dan bagaimana tindakan konsumen terutama ibu-ibu rumah tangga dalam memilih, mengolah makanan yang aman, higienis, cukup gizi dan menyehatkan anggota keluarganya?

Pengertian Makanan Siap Saji dan Kesehatan Konsumen

Makanan siap saji

Makanan siap saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget, atau juga corn flakes sebagai makanan untuk sarapan.

Zat Aditif Makanan

Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan ke dalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambahkan rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut.

Kemasan Makanan

Kemasan makanan adalah wadah atau tempat makanan agar kualitas makanan tetap baik, meningkatkan penampilan produk, dan memudahkan transportasi.

Sehat

Sehat adalah berfungsinya organ tubuh secara fisiologis normal. Dalam konsumsi pangan konsumen tidak hanya menilai dari citarasa dan nilai gizinya tetapi juga mempertimbangkan pengaruh pangan terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh, atau menurunkan efek negatif suatu penyakit, dan kalau memungkinkan menyembuhkan penyakit tersebut.

Jenis Zat Aditif dan Kemasan Makanan

Menurut Majeed (1996) zat aditif dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1) agen emulsi yaitu aditif yang berbahan lemak dan air contohnya lecitin 2) agen penstabil dan pemekat contohnya alginat dan gliserin, 3) agen penghalang kerak untuk mencegah penggumpalan, 4) agen peningkatan nutrisi contohnya berbagai vitamin, 5) agen pengawet contohnya garam nitrat dan nitrit, 6) agen antioksidan contohnya vitamin C dan E ; BHT (Butylated Hydroxy-Toluen) dan BHA (Butylated Hydroxy-Anisol), 7) agen pengembang untuk roti dan bolu, 8) agen penyedap rasa contoh monosodium glutamat (MSG), 9) bahan pewarna. Selain kesembilan zat aditif diatas Denfer (2001) juga menyatakan terdapat bahan lain yang ditambahkan dalam makanan diantaranya: 1) agen peluntur, 2) lemak hewani, 3) bahan pengasam, 4) bahan pemisah, 5) pati termodifikasi, 6) alkohol, dan 7) gelatin .

Di samping bahan-bahan yang telah disebutkan diatas yang menggunaan, ukuran dan aturannya sudah ditentukan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), yang patut kita waspadai adalah adanya pewarna maupun pengawet yang ditambahkan yang penggunaannya bukan untuk makanan seperti, borak dan formalin sebagai pengawet yang telah dilaporkan oleh Suriawiria (2003). Dimana disinyalir 86,2% mie basah yang terdapat dipasar dan swalayan mengandung formalin. Selain itu warna merah pada terasi 50% adalah menggunakan pewarna rhodamin B yang seharusnya digunakan untuk tekstil. Selain itu rhodamin juga biasa diberikan dalam sirop untuk menimbulkan warna merah.

Kemasan Makanan Siap Saji

Sampai saat ini menurut Ketua Federasi Pengemasan Indonesia Hengky Darmawan di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Pemilihan jenis kemasan harus memperhatikan food grade dan food safety (Kompas, 2003).

Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan adalah tampil menarik, mampu melindungi produk yang dikemas, dan pertimbangan ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam (pembungkus mie instant dan nugget), PVC (polyvinyl clorida untuk pembungkus kembang gula), kaleng (makanan buah, susu, makanan lauk-pauk).

Dampak Makanan Siap Saji

Manfaat Makanan Siap Saji

Makan siap saji yang beredar saat ini tercatat 500 – 600 jenis (Media Indonesia, 2003). Jenis tersebut terdiri dari minuman dan makanan yang diproduksi dalam skala kecil dan besar. Ketersediaan makanan siap saji ini akan memberikan kemudahan pemilihan jenis makanan, keragaman makanan, kualitas makanan dan praktis.

Bahaya Makanan Siap Saji

World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh.

Dampak negatif zat aditif terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas, bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003).

Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif

Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan dapat di upayakan dengan beberapa cara antara lain :

1. Secara Internal

Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus: Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif (1.25-hidroksi) terdapat pada mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.

Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi, mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa bekal makanan sehat dari rumah

2. Secara Eksternal

Produsen; diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan, memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang ditambahkan

Pemerintah; melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber makanan lokal.

Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen, mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik, mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PENELITIAN UJI FORMALIN DAN BORAKS

BAHAYA FORMALIN DAN BORAKS
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bahaya Mie, Bakso, dan Kerupuk



Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Makassar menemukan 72 produk pangan tak layak konsumsi yang beredar luas di Sulsel dan Sulbar.

Produk-produk hasil industri rumah tangga itu bahkan termasuk menu populer mie,bakso,dan kerupuk yang kini menjadi konsumsi sehar-hari. Makanan yang sangat familiar itu ditemukan mengandung boraks.

Kepala BPOM Makassar Maringan Silitonga mengatakan, berdasarkan hasil sampling dan pengujian laboratorium terhadap 800 jenis produk pangan ditemukan 72 jenis produk pangan mengandung bahan berbahaya. Produk pangan itu, kata Maringan Silitonga, terdiri dari produk rumah tangga dan produk curah yang mengandung bahan kimia, seperti rhodamin B, boraks, formalin dan kuningan metanil atau metanil yellow.

Produk pangan yang dimaksud, terdiri dari terasi curah tanpa merek mengandung rhodamin B sebanyak 44 item, mie curah mengandung boraks sebanyak delapan item, bakso mengandung boraks empat item, serta kerupuk bawang, balado, dan rangginang sebanyak 16 item.

”Produk itu sangat berbahaya bagi tubuh manusia, jika dikonsumsi bisa menyebabkan berbagai penyakit,”jelasnya saat memberikan keterangan pers di ruang kerjanya 1 Februari 2010.

Menurut Maringan,Rhodamin B zat warna sintesis yang umumnya digunakan mewarnai kertas,tekstil atau tinta.Penyalahgunaan zat ini, ditemukan pada krupuk, terasi, es atau minuman dan panganan jajanan berwarna merah. Rhodamin B ini,papar dia,bersifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dan dalam kondisi konsentrasi tinggi menyebabkan kerusakan hati.

Demikian halnya, tutur Maringan, pada boraks yang bersifat septik dan biasanya digunakan dalam pembuatan deterjen. Penggunaan produk tidak sesuai peruntukkannya tersebut, ditemukan diantaranya pada mie basah, bakso, kerupuk dan panganan jajanan.

Maringan menambahkan, untuk penggunaan boraks pada makanan bisa menyebabkan, mual, nyeri perut bagian atas, diare, mengantuk, demam,sakit kepala,iritasi saluran pencernaan, hingga kerusakan ginjal.

Akibat mengonsumsi boraks akan muncul tanda-tanda akut seperti muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat). Gejala dan tanda kronisnya,nafsu makan menurun, gangguan SSP; bingung dan bodoh, anemia, rambut rontok dan kanker.

”Kebanyakan produk itu bisa dijumpai di pasar tradisional, olehnya masyarakat diminta berhati-hati dan teliti jika membeli produk pangan.

Harus selalu memperhatikan komposisi kandungan produk itu, sebelum membelinya, ”tandasnya. Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, dan larut dalam air.Bahan ini biasa dipakai sebagai pengawet kayu, antiseptic kayu, dan pengontrol kecoa. Boraks sangat berbahaya terhadap kesehatan karena diserap melalui usus,kulit yang rusak dan selaput lendir. Boraks yang merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.

Kenapa bakso dan kerupuk menggunakan boraks? Jika dicampurkan dengan bakso, akan memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan tahan lama. Sementara kerupuk kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.

Terpisah, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulsel Zohra Andi Baso menyatakan,temuan itu harus segera disosialisasikan ke masyarakat sampai ke pelosok desa, supaya bisa dijadikan acuan dalam membeli produk pangan. Dia mengimbau bagi masyarakat yang menemukan produk tersebut segera menginformasikan ke instansi terkait supaya bisa dilakukan tindakan.



”Produsen yang memproduksi panganan mengandung bahan berbahaya itu harus diberikan tindakan tegas agar tidak memproduksi dan mendistribusikan produknya lebih banyak lagi ke konsumen.

Dan menjadi kewajiban BPOM dan Pemerintah menyebarluaskan informasi,”harapnya. Yang tidak kalah membahayakan adalah formalin.Formalin adalah berupa cairan dalam suhu ruangan, tidak berwarna, bau sangatmenyengat, mudahlarutdalam air dan alkohol. Bahan ini dipergunakan sebagai desinfektan, cairan pembalsem, pengawet jaringan, pembasmi serangga dan digunakan di indutri tekstil dan kayu lapis.

Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan mual,muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan,kejang,koma dan kematian.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bahaya Mie Instan




Mie instan, siapa sih yang tidak doyan ? Malah sebagian orang keranjingan dengan jenis makanan ini. Ada yang kalau tidak makan mie seminggu saja rasanya kangen berat. Ada yang menyediakannya sebagai pintu darurat kalau lagi tidak sempat memasak. Bahkan para anak kost menjadikan mie instan sebagai makanan kebangsaan. Anak-anak pun, kalau tidak suka mie pasti punya kelainan selera. Coba tanya para ibu tentang hal ini.

  • Hampir tiap hari anak saya minta mie. Kalau saya menolak, dia bisa bikin sendiri. Sebulan bisa satu kardus habis,? tutur Ibu Tia yang anaknya sudah berusia 10 tahun.
  • Saya pernah ditegur tetangga gara-gara mie. Anak saya menangis kenceeng banget. Pagi dia sudah makan mie. Siang minta mie lagi. Tentu saja saya tolak. Tetangga saya datang dengar tangisannya. Waktu dia tahu masalahnya, dia ngomelin saya, kenapa tidak dikasih saja, kasihan anak sampai nangis begitu. Saya jadi serba salah, kata orang mie instan tidak baik untuk kesehatan anak, tapi anak saya doyan banget….? Bu Ririn, ibu dari Ama yang baru berusia 2 tahun bercerita.
  • Anak saya susah makan. Kalau makan bisa sampai satu jam. Tapi kalau mie, wah…lahap banget. Tak sampai sepuluh menit habis deh,? Mama Ano menceritakan kebiasaan makan anaknya yang baru lima tahun.

Cerita ibu-ibu lain tentu tak kalah seru. Tapi memang, mie instan enak. Harganya juga murah. Rasanya beraneka ragam tinggal pilih. Berbagai merek baru juga terus bermunculan, menantang untuk dicoba. Namun masalahnya, bagaimana status kehalalan dan keamanannya bagi kita ?

Titik Kritis di Seluruh Bahan

Titik kritis kehalalan pada mie instan terletak pada semua bahan yang digunakannya. Kok bisa? Tepung terigu, minyak goreng, bumbu-bumbu kan halal? Belum tentu. Tepung terigu pun bisa tercemar bahan haram. Saat ini tepung terigu difortifikasi (diperkaya) dengan vitamin, sedangkan vitamin sifatnya banyak yang tidak stabil sehingga harus dicoating (dilapisi). Salah satu bahan pelapis yang harus diwaspadai adalah gelatin, yang kemungkinan berasal dari babi. Selain itu sumber vitamin juga harus jelas, apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme.

Bahan-bahan lain yang harus diwaspadai adalah :
1. Bumbu dan pelengkap
Bumbu yang digunakan antara lain adalah MSG atau vetsin. Titik kritisnya adalah pada media mikrobial, yaitu media yang digunakan untuk mengembangbiakkan mikroorganisme yang berfungsi memfermentasi bahan baku vetsin. Sedangkan bahan pelengkap mie instan adalah bahan-bahan penggurih yaitu HVP dan yeast extract. HVP atau hidrolized vegetable protein merupakan jenis protein yang dihidrolisasi dengan asam klorida ataupun dengan enzim. Sumber enzim inilah yang harus kita pertanyakan apakah berasal dari hewan, tumbuhan atau mikroorganisme. Kalau hewan tentu harus jelas hewan apa dan bagaimana penyembelihannya. Sedangkan yeast extract yang menjadi titik kritis adalah asam amino yang berasal dari hewan.

2. Bahan penambah rasa
Bahan penambah rasa atau flavor selalu digunakan dalam pembuatan mie instan. Bahan inilah yang akan memberi rasa mie, apakah ayam bawang, ayam panggang, kari ayam, soto ayam, baso, barbequ, dan sebagainya. Titik kritis flavor terletak pada sumber flavor. Kalau sumber flavor dari hewan, tentu harus jelas jenis dan cara penyembelihannya. Begitupun flavor yang berasal dari rambut atau bagian lain dari tubuh manusia, statusnya adalah haram.

3. Minyak sayur
Minyak sayur menjadi bermasalah bila sumbernya berasal dari hewan atau dicampur dengan lemak hewan.

4. Solid Ingredient
Solid ingredient adalah bahan-bahan pelengkap yang dapat berupa sosis, suwiran ayam, bawang goreng, cabe kering, dan sebagainya. Titik kritisnya tentu pada sumber hewani yang digunakan.

5. Kecap dan sambal
Kecap dan sambal pun harus kita cermati lho. Kecap dapat menggunakan flavor, MSG, kaldu tulang untuk menambah kelezatannya. Sementara sambal menggunakan emulsifier untuk menstabilkan campurannya. Emulsifier dapat berasal dari sumber hewani yang harus kita ketahui dengan jelas.

Amankah Mengkonsumsi Mie Instan ?
Selama mie instan tersebut sudah mendapat izin dari Depkes, tentulah aman. Namun bila dikonsumsi setiap hari, apalagi oleh anak-anak, inilah yang menjadi masalah.

Sebagaimana makanan instan produk industri lainnya, mie instan menggunakan banyak sekali bahan-bahan kimia. Pewarna, pengawet, dan penyedap harus kita waspadai dalam hal ini. Sekalipun aman, namun bila terus menerus kita konsumsi dalam frekuensi sering dan dalam jangka waktu lama, bahan-bahan kimia dapat terakumulasi dalam tubuh. Efeknya tentu akan mengganggu sistem metabolisme, karena bahan kimia, bagaimana pun adalah racun bagi tubuh.

Selain itu, terlalu sering makan mie instan juga dapat mengganggu masukan gizi, terutama anak-anak. Kita memang dapat menambahkan telur dan sayuran sehingga kualitas gizi mie instan tidak kalah dengan seporsi nasi komplet. Namun rasa mie yang terlalu gurih, dapat merusak selera makan anak. Lidah mereka yang sedang belajar mengidentifikasi rasa, akan terpola dengan rasa gurih yang tajam dari MSG dan flavor mie. Akibatnya mereka menganggap masakan ibu yang umumnya tidak terlalu banyak menggunakan MSG hambar. Selera makan mereka pun hilang. Akhirnya, mau mie lagi, mie lagi….

Karena itulah, biar enak, kita tetap harus mampu mengontrol diri. Jangan terlalu sering mengkonsumsi mie instan, apalagi memberikan ke anak-anak. Sesekali silakan, apalagi saat-saat cuaca dingin.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bahaya Junk Food




Makanan cepat saji semacam cheese burger atau pizza tentu sudah akrab di lidahmu. Makanan jenis itu selain nikmat rasanya, nyediainnya juga enggak lama. Jadi, kalau pas lapar, masuk saja ke restoran fast food, tunjuk menu yang kamu doyan, bayar, nunggu lima menit, jadi, deh!

Namun, kamu mungkin enggak ngeh kalau dua jenis makanan itu tergolong junk food. Makanan golongan ini, jika kamu konsumsi secara rutin akan berbahaya buat kesehatanmu.

Junk food adalah istilah untuk makanan yang jumlah kandungan nutrisinya terbatas. Makanan yang tergolong dalam kategori ini adalah makanan yang kandungan garam, gula, lemak, dan kalorinya tinggi, tetapi kandungan vitamin, protein, mineral dan seratnya rendah. Padahal, kamu tahu, semua zat gizi itu sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh kita.

"Dalam makanan, haruslah tercukupi paling tidak unsur karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dalam fastfood kebutuhan tersebut belum tentu lengkap. Kadang, malah diberi tambahan vitamin dengan bahan sintesa."
>Titi Sunardi, Ahli Gizi


Selain itu, junk food mengandung banyak sodium, saturated fat, dan kolesterol. Bila zat-zat itu tertimbun banyak di tubuhmu, dapat menimbulkan banyak penyakit. Dari penyakit ringan sampai penyakit berat, seperti darah tinggi, gangguan jantung, dan kanker. Iiiih serem!

Kok, Bahaya, Sih?

Sodium > adalah bagian dari garam. Dalam tubuh, jumlahnya enggak boleh lebih dari 3300 miligram. Itu pun dalam tubuh orang dewasa! Kebanyakan sodium dapat meningkatkan aliran dan tekanan darah sehingga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi yang dapat merembet ke gangguan ginjal, penyakit jantung, dan stroke.

Makanan yang banyak mengandung sodium:
· French fries
· Ayam goreng
· Burger
· Cheese burger
· Bologna
· Pizza
· Segala jenis snack
· Keripik kentang
· Mi Instan
· Sayuran dalam kaleng
· Penyedap
· Soy sauce
· Garlic salt
· Onion salt
· Garam meja

Satured fat > adalah jenis lemak yang merangsang hati kita untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol sendiri didapat dengan dua cara. Pertama, dihasilkan oleh tubuh. Kedua, berasal dari produk hewan yang kita makan. Sebenarnya, kita enggak perlu menambahkan kolesterol masuk dalam tubuh karena tubuh kita sudah menghasilkan kolesterol.

Kolesterol banyak terdapat dalam daging, ikan, telur, butter, susu, dan keju. Bila jumlahnya banyak, kolesterol dapat menutup saluran darah. Tersumbatnya saluran tersebut mengakibatkan pasokan darah dan oksigen dalam darah tidak lancar ke seluruh tubuh, termasuk ke otak. Kamu tahu, seretnya pasokan darah dan oksigen ke otak dapat menyebabkan stroke.

Satu lagi, tingginya jumlah satured fat dapat menimbulkan kanker, terutama kanker usus dan kanker payudara!

“Fast food dan soft drink mengandung kadar gula yang tinggi. Konsumsi berlebihan, mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam darah. Penumpukan gula ini merangsang tubuh untuk memproduksi insulin lebih banyak sehingga terjadi sindrom kadar gula di dalam darah. Akibatnya, badan jadi lesu, sulit konsentrasi, dan mudah marah. Lebih parah lagi, kadar gula tersebut diikuti peningkatan produksi hormon adrenalin yang mendorong remaja bersikap agresif.”
>Prof. Hiroshi Osawa.


Gula > terutama gula buatan, enggak baik untuk kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit gula atau diabetes, kerusakan gigi, dan obesitas.

Makanan atau minuman yang mengandung banyak gula, antara lain cake, cookies, dan minuman bersoda (soft drink). Di antara semua di atas, minuman bersoda mengandung paling banyak gula. Pada satu kaleng minuman bersoda, mengandung sedikitnya sembilan sendok teh gula. Padahal, seharinya tubuh kamu cuma butuh empat gram atau satu sendok teh. Enggak boleh lebih! Bayangin, kalau seharinya kamu minum soft drink dua sampai tiga kaleng. Berapa banyak gula menumpuk dalam tubuhmu?

Perlu kamu ketahui, minuman bersoda enggak cuma mengandung banyak gula, tetapi juga mengandung kafein dan zat-zat adiktif lainnya.

Jadi, gimana, dong? Sedapat mungkin, stop junk food!

* Biasakan sarapan dan makan di rumah sehingga keinginan ngemil pun dapat sedikit berkurang.
* Kalau ngemil, lihat kandungan makanan yang tertera pada kemasannya. Perhatikan jumlah gram lemaknya. Setiap lima gram lemak, setara dengan satu sendok makan. Jadi, kalau di situ tertulis memiliki 27 gram, artinya makanan itu mengandung lima setengah sendok makan. Jumlah itu tergolong sehat kalau setara dengan 30 persen dari total kalori. Kalau lebih, artinya makanan itu mengandung lemak berlebih. Dengan cara itu, kamu dapat memilih mana makan yang mengandung lemak dalam jumlah yang aman. Jadi, kamu enggak harus paranoid terhadap lemak karena lemak juga dibutuhkan oleh tubuh. Dengan cara yang sama, perhatikan juga kandungan sodiumnya.
* Kalau ngebet banget ingin makan junk food, makanlah dalam porsi kecil. Kalau enggak tersedia porsi kecil, belilah satu porsi, terus share dengan temanmu.
* Minum air putih sebanyak-banyaknya setelah makan junk food. Air putih membantu proses pembuangan racun-racun yang masuk bersama makanan ke dalam tubuhmu.
* Imbangi junk food yang kamu makan dengan sayuran dan buah-buahan. Kandungan gizi dalam sayur dan buah melengkapi kekurangan pada junk food.
* Jangan biasakan ngemil sambil nonton TV. Kalau pengen banget ngemil sambil nonton film atau acara favoritmu, batasi jumlahnya dan jangan nambah lagi.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS